Penyalin Cahaya dan Sederet Kegilaan Para Seniman

irvina lioni incrot penyalin cahaya

 Disclaimer: Disarankan menonton filmnya terlebih dahulu supaya mengerti dengan tulisan gue kali ini.

Beberapa hari lalu gue menonton film Penyalin Cahaya. Film ini selalu disangkut pautkan oleh kasus kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh ex-idola gue, GH. Karena belum nonton, jadi gue langsung aja buka Netflix dan fokus menontonnya.

BOOM! Gue sangat terpana dengan penyajian film Penyalin Cahaya, sungguh hampir sempurna, baik dari cerita, sinematografi, dan tentu aje akting semua pemain yang sangat natural. Kenape gue bilang HAMPIR sempurna? Karena setelah penayangannya, baru diketahui Penyalin Cahaya punya kru yang pernah jadi pelaku kekerasan seksual. Jadi, miris aje gitu. 

Dan diharapkan film dengan tema serupa ke depannya kudu riset calon pemain dan krunya supaya gak jadi bumerang. Untung ni film gak diboikot, dan memang gak perlu, sebab ini film bikinan bersama dan punya pesan yang bagus.

irvina lioni incrot penyalin cahaya

PLOT TWIST DARI SI SENIMAN GILA

Plot twist yang gak gue sangka yakni saat gue mendapati pelakunya ternyata si anak seniman kaya. Kebetulan si anak ini emang rasa seninya tinggi juga, karena kalo ngga, ya mana kepikiran tuh orang pake properti berisikan foto secuil badan temen-temennya yang kemudian difotokopiin? Kalo secara consent sih gak apa-apa, masalahnya selalu pake modus bikin mabok temennya (yang sepertinya di minumannya ditambahin obat) dan ditelanjangi di tengah jalan saat para korban gak sadar diri di dalem mobil.

Mungkin orang awam banyak yang gak tau kalo di luar sana, emang banyak seniman-seniman yang melakukan kegilaan. Karena dari situlah tercipta sebuah karya yang banyak dikenal dan mendapatkan banyak penghargaan.

Dalam hal ini, seniman dengan bentuk seni apapun, entah pelukis, penyanyi, aktor, pembuat film dan iklan, dan sebagainya.

Gue pernah mendapati cerita soal sebuah band yang sempet ngajakin seorang cowok untuk dijadikan model cover kaset. Dan si cowok kudu telanjang bulet, bayarannya cuma minuman keras doang. Untungnya semua atas persetujuan bersama ya, jadi gak bisa dikatakan kekerasan seksual seperti yang dialami Thariq di dalam Penyalin Cahaya. Setau gue, pada akhirnya foto bugil itu gak jadi dicetak, entah alasannya apa.

Kalo orang awam atau orangtua kita mendengar cerita itu, pasti marah-marah yak. Terasa gak bermoral dan gak sesuai kultur di sini. Tapi... ah, gak gila namanya kalo seniman gak bikin sesuatu yang aneh-aneh.

Ada lagi cerita seorang selebritis senior yang mengaku tau ada film eksis jaman dulu yang sepasang pemainnya beneran melakukan wikwik di depan kamera. Entah film apa karena ia gak mau membeberkannya. Kalian tau gak kira-kira? Bisikin dong, haha.

Di balik setiap bentuk seni yang bagus memang seringkali dibuat berdasarkan kehidupan gelap dan kegilaan para seniman. Sebuah buku karya seorang kawan yang sempat menjadi best seller pun ternyata gue tau novel itu berisikan cerita nyata kegilaan masa mudanya. Sederet lagu-lagu musisi yang gue tau, yang bener-bener keren abis dan unik, ternyata berdasarkan keresahannya soal keluarga problematiknya, keresahan dirinya yang pernah jadi korban kekerasan seksual, rasa cinta terhadap selingkuhan dan pesta wikwik yang kerap digelar di rumahnya, dsb. Coba deh kalian inget-inget, musisi lokal mana yang punya lagu nyeleneh dan relate dengan kehidupan aslinya? Banyak, lho~

Saat melihat komedian yang celetukannya selalu lucu pun, ternyata gak terlepas dari obat-obatan terlarang untuk mendapatkan ide. Kaga perlu lah gue sebutin namanya satu-satu di sini, karena kalian semua pasti tau dan kalopun lupa ada siapa-siapa aja, tinggal googling aja.

Di dunia periklanan, divisi kreatif selalu berasal dari orang-orang yang sangat bebas dalam berperilaku. Ada yang sampe selingkuh dengan klien supaya mungkin dapetin ide. Ada yang mabok di kantor, wikwik dengan temen kantor (setim pula) di kosan, dan sebagainya. Kalo kata salah seorang dosen komunikasi, dunia hiburan dan dunianya anak komunikasi sangat wajar berisikan orang-orang yang bebas, karena memang itulah cara mereka bekerja.

Mungkin karena gue lurus-lurus aja makanya karya gue kayanya biasa aja gitu. Dan gue gak bisa berpikir out of the box seperti temen-temen kreatif. Entah gue harus bertindak aneh-aneh seperti apa, yang jelas gue anaknya udah kadung tertanam untuk tetep di jalur aman aja. Di samping gue anaknya rumahan banget dan cenderung gak mau ribet di masa depan (misal kalo suka mabok saat bekerja, mungkin nanti tuanya gue sakit liver, haaah kan gak lucu!).

MABOK MEMBAWA PETAKA!

Sebagai penikmat musisi indie, sebelum pandemi mungkin kalian seringkali melihat aktivitas menonton konser yang gue lakukan setiap 2-3 kali seminggu. Gue pernah bertanya ke followers di Instagram, apakah mereka suka menonton konser? Jawabannya, mereka kebanyakan gak pernah dan jarang sekali pergi ke konser. Kalopun ke konser, cuma ke konser musisi besar aja, hanya 1-2 kali seumur hidup.

Ketika menonton konser musisi ternama, jarang terlihat adanya alkohol yang blak-blakan diperlihatkan ke penonton. Kalo di konser musisi indie, karena mereka pun banyak yang udah terikat kontrak dengan berbagai merk minuman keras sehingga gak sungkan untuk bernyanyi sambil minum begituan.

Kalo gue mah, mabok kagak, tapi suka joged wakakakakak (sumber foto)

Setelah mendapati salah satu musisi idola yang pas mabok malah kecantol cewek (lupa anak bini), eh gue langsung keinget sama si GH yang gue kenal kerap mabok di setiap event. Dan kemudian, terjadilah kasus kekerasan seksual. Walaupun kemudian GH klarifikasi dan si korban kemudian bikin klarifikasi bahwa spill-annya cuma dampak penyakit mentalnya dan kekerasan seksual itu gak terjadi, oh tentu aja gue belum bisa menerima begitu aja.

Terlebih udah ada banyak kasus kekerasan seksual yang harus tutup buku karena ketimpangan power di luar sana. 

Pun pada kasus GH, masih ada 7 korban lainnya yang masih dilindungi oleh LBH Apik dan masih dalam proses penyelesaian. Gak mungkin dong 7 korban tersebut punya dalih penyakit mental juga? Belum lagi beberapa cerita yang masuk ke gue, pun cerita beberapa korban lainnya yang pernah diberikan kepada salah satu musisi indie lainnya (cewe) yang merupakan temen lama GH.

Pantesan netijen pada nyambungin kasus GH dengan Penyalin Cahaya. Ya gimana, dong... Soalnya kerap kali korban gak dapet support dan buktinya dianggap ngadi-ngadi, pelakunya punya kuasa, dsb.

Belajar dari kasus permabokan entah dari si GH, musisi, ataupun film Penyalin Cahaya, gue jadi paham bahwa mabok itu bahayanya ampun-ampunan juga. Sebagai orang yang gak pernah minum dan otomatis gak pernah mabok, gue jadi mencari tau apakah bener ketika mabok orang tuh jadi lupa udah melakukan apa aja? 

Soalnya gue pun ada kejadian di mana pas suami gue mabok, dia tuh ngoceh-ngoceh gak jelas mulu, dan pas dia sadar gue ceritain kan kelakuan, tapi dia bilang, "Masa sih? Kok aku lupa, ya?" 

Soal mabok yang ternyata bener bisa bikin lupa, bisa dibaca di artikel KlikDokter ini (klik).

Maka dari itu, jika kalian suka minum, pastiin punya 1 temen yang gak minum, yang mau nemenin kalian. Entah biar kalian gak melakukan hal aneh-aneh atau sekadar biar ada temen balik ke rumah.

Yah daripada mabok membawa petaka!

Lupakah dulu ada artis yang hamilin orang karena gak sadar pas sama-sama mabok?

Lupakah dulu ada artis yang mabok lalu berakhir tonjok-tonjokan di klub?

Lupakah ada selebgram sakit keras dan meninggal gegara dulu disetirin pacarnya yang lagi mabok?

Silakan aja tanya Mbah Google, ada berapa banyak figur publik yang pernah ngadi-ngadi karena mabok.

STAY SAFE!

2 comments:

  1. Parah sih aku abis nonton ini langsung bikin blogpost Dan nggak butuh sejam udah rilis. Seemosional itu.

    ReplyDelete

Gih kasi komen. Asal jangan nyebelin, berbau SARA dan porno ye. Yang SPAMMING bakal gue HAPUS.

Makasi temen-temen. HAPPY BLOGGING! :*

Powered by Blogger.