Malaikat Itu Dira Namanya

malaikat itu dira namanya

Semua warganet menggunjingku, katanya kenapa sih aku suka marah-marah gak jelas di Instagram story. 

Yah, gimana gak begitu, aku tuh benar-benar mumet melihat dan mendengar gonjang-ganjing dunia selebritis yang tiada habisnya. 

Yang dekat-dekat dulu aja, nih, soal masalah yang terjadi terhadap tetangga selebku. Sumpah, kasihan sekali mereka punya orangtua gila. Well, suami gila sudah biasa, ygy. Ups!

Ada yang ibunya berkoar-koar menjelekkan menantu di depan media massa. 

Ada juga yang ibunya selalu memberikan voice note berisi ancaman atau caci maki jika tidak ditransfer sejumlah uang. Yang terakhir ini, untungnya belum sampai ke kuping akun gosip saja.

Jadi, paham kan bawaannya marah melulu! Habisnya, manusia jahat kok ada aja, sih?

Disclaimer: Tulisan ini hanya fiktif belaka. Jikalau ada persamaan karakter dengan seseorang atau suatu kelompok, maka itu hanya kebetulan saja. Penulis tidak mengizinkan tulisan ini dijadikan bahan konten para kreator (selain penulis) di berbagai platform. Nikmatilah setiap tulisan penulis dengan bijak.

Belum lagi cerita tentang Dira, yang sempat viral karena mendapatkan KDRT dari Ryan. Dira oh Dira, sudah kubilang beberapa kali, waspada deh sama si Ryan! Eh, bisa-bisanya tetiba kawin, punya anak, dan viral dengan cerita menyedihkan!

“Ngaku sama gue, kalo bukti CCTV berisi Ryan lempar bola basket ke elo tuh, emang nyata adanya! NGAKU GAK?!” Kataku dengan nada galak.

“Ah, Kak Kila ini, baru juga ketemu, kenapa galak banget, deh?” Jawab Dira dengan nada sedikit manja.

“Pantesan ya, beberapa kali gue ketemu lo, kok itu mata berasa aneh banget. Kayak abis digebukin tau gak! Mau lo tutupin pake make up mah, gak bakal ngaruh!”

“Emang keliatan, Kak?”

“Elo tuh yak, duhhhh bocil lugu banget! Makanya jangan nikah muda!”

Ups! Kayaknya aku terlalu emosi. Langsung saja aku memeluk Dira dan meminta maaf.

“Aku tuh kepengen cerita, tapi aku takut jadinya…,” kata Dira sedikit bergetar. Aku memohon maaf sekali lagi, memeluknya, membisikkannya untuk mempersilakan Dira bercerita.

Tentunya sambil menyantap Hamburg Stew biar bisa meminimalisir rasa senewen di hatiku.

-----

Jadi, begini ceritanya…

Aku tahu banget dengan ketidaksempurnaan ini. Di antara semua selebritis di luar sana, mungkin aku yang paling tidak sesempurna mereka.

Aku? Siapa sih aku? Hanya perempuan biasa dari kampung kecil. Kebetulan saja aku punya skill bernyanyi yang cukup baik untuk industri. Tapi, kayaknya itu tidak cukup bagiku untuk bisa percaya diri. Secara fisik saja, aku merasa banyak kekurangan. Belum lagi status sosial keluargaku yang cuma rakyat jelata saja.


Lalu… dengan ketidaksempurnaan ini, apa salah ya aku mencintai seseorang yang tipeku banget? Tampan, tinggi, hidung mancung, jago merayu, lucu, pokoknya mendekati sempurna.

Yah, walaupun… semakin ke sini, semakin ke sana saja rupanya.

Padahal aku sudah rela memasrahkan diri ini dan semua yang kupunya untuk Aa Ryan seorang. Aku juga tidak peduli dengan masa lalu kelam Aa, yang terpenting kan masa depan kami saja bersama Baby Cio.

Tapi, ah, mungkin memang takdir buruk harus kulalui dengan lapang dada.

Aa Ryan yang kukenal manis, terkadang menjadi monster yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kalau kesal, ia seringkali mencekik, membanting, dan juga memukulku.

Namun biasanya, tidak lama dia memelukku dan menangis, seraya meminta maaf. Tentu saja aku maafkan. Suami sendiri, lho.

Setelah merasa bersalah, biasanya Aa Ryan mengajakku jalan-jalan ke luar negeri. Tentu sembari berbelanja barang mewah, yang sebenarnya aku tidak suka-suka amat. Tapi aku nurut saja, karena kata Aa Ryan, aku harus naik kelas dan tidak boleh kalah dari selebritis lainnya. Aku harus paham semua merek high end, yang bahkan pengucapannya sangat susah untukku sebut.

Terkadang aku tertawa setelah mendapatkan barang-barang itu. Karena aku sadar, semuanya dibeli oleh diriku sendiri. 

Paham kan maksudku?

Aku? Masih bisa sabar, kok. Toh, uang bisa dicari lagi.

Kalau Aa Ryan mengambil uangku untuk kebutuhan kami dan keluarga, aku masih bisa menerima. Yang tidak bisa kuterima, yakni saat aku memergokinya dugem dan berteriak:

“Semua yang ada di sini, gue teraktir, bebas mau apa aja, duit bini gue masih banyak gak usah khawatir, hahahaha.” 

Ingin marah dan melabraknya? Tentu saja. Tapi jujur saja, aku paling takut viral. Jadi pada malam itu, aku langsung pulang saja.

Menangis? Wajar, dong. Tapi sebisa mungkin aku ikhlas, sebisa mungkin. No, tidak, tidak bisa kuterima, why?

Sungguh aku bingung harus berbuat apa lagi…

---

“Hah, jadi mobil yang dia pamerin di konten itu, pake duit lo?”

Sungguh aku kaget dibuatnya. Dira, kamu kenapa mau aja, sih?

“Demi trafik, kak. Gak apa. Youtuber sebelah aja, tas Kremes beli sendiri tapi diakuin suaminya kalo itu dia yang beliin. Namanya juga demi menghibur, bohong dikit gak apa kan, Kak?”

“Dira, dengerin kata gue, ya. Lo tuh beda sama Youtuber sebelah. Lo tuh ya, semuanya aja diporotin.  Sampe keluarganya aja elo empanin!”

Dan Dita pun kaget mendengar perkataanku seraya menutup mulutku.

“Jadi gimana, konten pamer rumah yang katanya buat lo, itu pake duit dia atau duit lo juga?”
“Kak, sebenarnya… “

Glek! Bakal ada jawaban apa lagi, nih? Jangan bilang spill dari si Juju, beneran nyata adanya!

Masih ingat dong sama Juju? Kawan jurnalis infotainment satu ini semalam baru aja cerita, kalau Ryan membeli sebuah properti atas nama bapaknya. Entah kebetulan atau tidak, Notaris yang ditunjuk untuk mengurus sertifikat ternyata teman lama Juju. 

“Dan gak lama, keluar deh tuh konten Youtube si Ryan yang pamerin tuh rumah. Buat bini, katanya. Cih! Emang gue gak tau!” ucap Juju seraya memperlihatkan screenshot video Youtube Ryan dengan foto rumah dari rekan Notaris. 

“Lihat nih rumah, sama, kan? Halah, bokis tuh video kemaren! Tinggal cari tau aja tuh, belinya pake duit bini atau lekesnya?” kata Juju dengan nada emosi.

Tanpa pikir panjang, langsung saja aku tanyakan kepada Dira.

“Iya, Kak. Ternyata pakai uangku.”

Bajingan!!!

----------

Malaikat itu Dira namanya. Manusia yang terlalu baik. Eh, nggak, deh. POLOS!

Ternyata perselingkuhan suamiku dengan lawan mainnya, tidak ada apa-apanya dengan prahara rumah tangga Dira.

Bayangkan, ketika karirmu sedang bagus-bagusnya, kamu malah terhipnotis oleh buaya darat. Terperosok dalam dosa besar, hingga berakhir menjadi orang yang sungguh tidak dimanusiakan!


Lalu tahukah kalian, selain itu apa yang membuatku kesal?

Yakni saat Dira bercerita bahwa anaknya tidak dianggap sama sekali oleh bapak kandungnya.

Lucu rasanya melihat konten mereka yang sungguh hangat kebersamaannya. Terutama ketika melihat momen Ryan menggendong Baby Cio. Sungguh di luar nalar kalau itu hanya akting saja.

Iya, aku tahu kalau konten keluarga itu memang bikin trafik naik. Bikin brand dan online shop mau membayarmu dengan mahal.

Namun, sungguh jijik aku melihat si Ryan itu.

“Kalau lagi bikin konten, Baby Cio selalu digendong. Tapi di luar konten, elus-elus pun gak mau, Kak. Bahkan kalau Baby Cio sakit, dia cuek aja. Tiap aku tanya kenapa segitunya, dia gak pernah mau jawab. Salahku? Salah anakku? Apa salahnya?”

Dira bercerita sembari menangis dan memeluk sang putra. Aku dan Sabrina inisiatif turut memeluk Baby Cio dan ibunya sebagai bentuk empati.

“Kak, Baby Cio jelek ya kayak aku? Makanya Aa gak mau anggep kita berdua?”

Noooo!!! Sontak aku makin erat memeluk mereka!

“Bahkan keluarganya pun kayak jijik sama aku dan keluarga. Kata mereka, nasibku baik karena dijadikan istri oleh Aa. Katanya juga, Aa terlalu baik untukku yang cuma anak supir. Harusnya Aa itu bisa punya istri yang lebih segalanya dariku.”

WHAT? APA KAMU BILANG, DIRA?

Wah, gak beres ini! Sabrina pun geleng-geleng mendengar cerita ajaib dari mulut Dira. 

“Dan kayaknya, teror mantannya suami gue itu gak ada-apanya sama masalah rumah tangga lo, Dir. Lo hebat banget kalo masih bisa kuat!” ucap Sabrina.

Please, jangan dipaksain, ya. 'Lo berhak bahagia'!” Sabrina kembali berucap dan memberikan kode cantik.

“Jadi, gak cuma selebgram doang ya yang berhak bahagia?”

Kami pun tertawa, dengan sisa air mata yang jatuh membasahi wajah botox kami. Halah.

BERSAMBUNG.

3 comments:

  1. Kalau kata aldo tehar, saling sayang saling maaf, dilema banget pasti sih apalagi alasannya anak, tapi kayanya gak salah ngambil keputusan kaya uya tong-tong

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh dikomen alien, dari planet mana bang wkwkwk

      Delete
  2. Penyanyi dungdat cianjur nih

    ReplyDelete

Gih kasi komen. Asal jangan nyebelin, berbau SARA dan porno ye. Yang SPAMMING bakal gue HAPUS.

Makasi temen-temen. HAPPY BLOGGING! :*

Powered by Blogger.